0

15 sifat manusia dalam Al-Quran

Posted by Unknown on 7/27/2013 in


cukup sudah…

fitrah insani kita memang tidak pernah cukup untuk membawa kita menuju jannahNya.

tidak cukup hanya menjadi “manusia biasa” untuk berlari dan berlomba menujut Syurga.

Karena sifat dasar manusia yang dikaruniakan Allah kepada kita,

sungguh, sungguh hina lagi dina!!!

makhluk apa lagi yang berani memikul amanah yang gunung dan langit menolaknya selain manusia!?

makhluk apa lagi yang dikatakan Tuhan penciptanya selalu berada dalam kerugian kecuali orang-orang tertentu saja!?

Benarlah umar yang berkata

“ya Allah, Engkau muliakan kami dengan iman dan islam”

Sungguh jika bukan karena keduanya, maka celakalah manusia

Mari kita telusuri, apa kata al-Quran tentang makhluk yang bernama manusia ini…

pertama, manusia itu LEMAH

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)

kedua, manusia itu GAMPANG TERPERDAYA

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)

ketiga, manusia itu LALAI

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur  1)

keempat manusia itu PENAKUT / GAMPANG KHAWATIR

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)

kelima, manusia itu BERSEDIH HATI

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)

keenam, manusia itu TERGESA-GESA

Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)

ketujuh, manusia itu SUKA MEMBANTAH

“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)

kedepalan, manusia itu SUKA BERLEBIH-LEBIHAN

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12)

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq : 6)

kesembilan, manusia itu PELUPA

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8 )

kesepuluh, manusia itu SUKA BERKELUH-KESAH

“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 20)

“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)

kesebelas, manusia itu KIKIR

“Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)

keduabelas, manusia itu SUKA MENGKUFURI NIKMAT

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf  : 15)

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6)

ketigabelas, manusia itu DZALIM dan BODOH

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)

keempatbelas, manusia itu SUKA MENURUTI PRASANGKANYA

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)

kelimabelas, manusia itu SUKA BERANGAN-ANGAN

“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid 72)


yah… itulah 15 sifat manusia yang disebutkan dalam al-Quran. Mengerikan bukan? Adapun islam, sudah memberikan solusi untuk segala sifat buruk manusia ini.  Sungguh nikmat iman dan islam ini bukanlah sesuatu yang kita dapat dengan murah!!!

solusi pertama, tetap berpegang teguh kepada tali agama dan petunjuk-petunjuk dari Allah

Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S al-Baqarah : 38)

solusi kedua, tetap berada dalam ketaatan sesulit apapun situasi yang melanda

tetap berada dalam ketaatan disini, berarti bersegera menyambut amal-amal kebaikan. Mungkin seperti syair yang dilantunkan Abdullah bin Rawahah untuk mengembalikan semangatnya saat nyalinya mulai ciut di perang mut’ah ketika dua orang sahabatnya yang juga komandan pasukan pergi mendahuluinya. “wahai jiwa, jika syurga sudah di depan mata mengapa engkau ragu meraihnya”

pun Allah berfirman “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (Q.S. Ali Imran : 133)

solusi ketiga, jaga keimanan kita

adalah hal yang wajar, iman seseorang naik turun dan berfluktuatif. Sama mungkin seperti yang dikhawatirkan sahabat Hanzalah, ketika ia curhat kepada abu Bakar bahwa ia termasuk orang yang celaka. Mengapa demikian? karena ia merasa Imannya turun ketika jauh dari Rasulullah. Ternyata itu pula yang dirasakan lelaki dengan iman tanpa retak itu. Hinga mereka berdua akhirnya menghadap Rasulullah. Mendengar permasalahn mereka, Rasulullah hanya tersenyum dan menjawab, “selangkah demi selangkah Hanzalah!”

Tetapi sungguh, iman seorang mukmin yang baik, akan tetap memiliki trend yang menanjak.

Disinilah mungkin loyalitas kita kepada Allah diuji. Apakah kita bisa, belajar mencintai Allah diatas segala sesuatu, belajar mencintai sesuatu karena Allah, serta belajar membenci kekufuran!!!

solusi keempat, Berjama’ah

manusia itu lemah ketika sendiri dan kuat ketika berjama’ah. Adakah yang meragukannya?

Disarikan dari kajian shubuh Mabit Ashabul Quran

Masjid Salman ITB, 16 Muharram 14

Sumber

1

Sejarah Nuzul Al-Quran

Posted by Unknown on 7/26/2013 in


Bulan Ramadhan bulan penuh berkat dan pengampunan dosa bagi umat manusia yang menunaikan segala kewajipan serta diperlengkapkan pula dengan amalan sunat dengan penuh keinsafan dan keikhlasan. Tiada pernah rasa cukup dengan amalan soleh yang telah dilakukan dan tidak pernah senang dengan kesilapan yang dibuat. Sentiasa mengharapkan keampunan dan keredhaan Allah dalam mencari kebahagiaan hakiki. Tidak pernah tamak pada dunia tetapi tidak pula lupa melaksanakan tanggungjawab sebagai bekalan untuk ke akhirat. Setiap pekerjaan dunianya ditunaikan kerana Allah serta ia dilakukan dibawah garisan yang telah ditetapkan oleh Islam.Semoga kita tidak termasuk dalam golongan yang disifatkan oleh Rasulullah s.a.w sebagai golongan yang hanya solat tetapi tidak mendapat apa-apa melainkan keletihan, golongan yang berpuasa tetapi hanya mendapat lapar dan dahaga, golongan yang banyak membaca al-Quran tetapi al-Quran melaknatnya.

Dalam meneruskan sisa-sisa Ramadhan yang masih ada ini marilah kita menyoroti suatu peristiwa penting yang telah menjadi pemangkin kepada dakwah Rasulullah s.a.w iaitu Nuzul al-Quran iaitu bermulanya penurunan al-Quran sebagai wahyu kepada kita umat akhir zaman di mana mukjizatnya terus kekal sehingga hari qiamat.Al-Quran merupakan sumber rujukan pertama kepada seluruh umat nabi Muhammad s.a.w dalam menerusi liku-liku kehidupan di dunia fana ini di mana isinya mengandungi pelbagai aspek kehidupan.

KEBANGKITAN SEBAGAI NABI AKHIR ZAMAN

Kehidupan Rasulullah s.a.w dalam masyarakat sekeliling yang dibelenggu kegelapan jahiliyah, penyembahan berhala dan adat-adat yang sesat. Masyarakat arab sudah lama terpisah dengan zaman kenabian menyebabkan mereka terus hanyut dalam gelora lautan kesesatan yang mengganas. Namun begitu keadaan nabi tetap dijaga dan dikawal oleh Allah agar tidak turut sama terheret dengan amalan hidup yang sesat ini. Keadaan yang semakin hari semakin terhimpit dengan tekanan jahiliyah dan kesesatan ini telah menyebabkan nabi mengambil tindakan untuk bermunajat kepada Allah dengan berkhalwat di Gua Hira’. Baginda bersendirian dengan bekalan makanan selama beberapa malam berturut-turut. Pada 17 Ramadhan dalam usia nabi mencapai 40 tahun bersamaan 6 Ogos 610M maka pada saat inilah turunnya wahyu pertama yang juga sebagai pengiktirafan sebagai nabi akhir zaman.Nabi didatangi oleh malaikat Jibril lalu malaikat berkata : “Bacalah”, baginda menjawab : ” Saya tidak tahu baca”.

Maksud kisah yang diberitahu sendiri oleh Rasullah s.a.w ketika turunnya wahyu ini dalam suatu hadis yang mafhumnya :”…. lalu malaikat itu memeluk saya dengan kuat sehingga saya tidak mampu bergerak. Kemudian dilepaskannya saya sambil katanya :” Bacalah” lalu saya menjawab :”Saya tidak tahu membaca”. Sekali lagi saya dipeluk sehingga mencemaskan saya, kemudian dilepaskan dan katanya lagi :” Bacalah”, saya tetap menjawab :” Saya tidak tahu membaca”. Kali ketiga dia memeluk saya tetapi dilepaskan lalu membaca ayat 1-5 surah al-’Alaq yang bermaksud:
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah Mencipta. Dia mencipta manusia daripada segumpal darah. bacalah kerana Tuhanmu itu Amat Mulia yang mengajar dengan perantaraan qalam. Dia telah mengajar manusia apa yang manusia tidak tahu.

Keadaan nabi yang ummi atau buta huruf bukanlah menunjukkan kelemahan nabi tetapi sebaliknya untuk menangkis tuduhan liar yang mengatakan bahawa nabi sendiri yang menulis wahyu dengan ilmunya yang ada hasil daripada pengajiannya dengan cendikiawan dan pendeta yahudi atau Kristian.Wahyu yang pertama ini memberi peringatan kepada umat Islam tentang pentingnya ilmu pengetahuan yang akan menunjukkan secara jelas antara yang benar dan salah. Cara penerimaan wahyu ini menunjukkan bagaimana jalan terbaik dalam menuntut dan menerima ilmu iaitu mesti melalui guru dan juga berhadap serta berjumpa antara murid dan gurunya.

PERANAN SITI KHADIJAH

Setelah melalui peristiwa yang tidak pernah terfikir dan diketahui olehnya memandangkan umat arab telah begitu lama terpisah dengan kenabian maka nabi terus pulang dalam keadaan terketar-ketar kerana ketakutan. Setelah tiba di rumah lalu baginda meminta agar diselimutkannya. Siti Khadijah sebagai seorang isteri yang cinta dan taat kepada suaminya terus menyelimutkan baginda tanpa banyak bertanya. Setelah keadaan nabi tenang barulah disoal mengenai peristiwa yang telah berlaku yang menyebabkan nabi ketakutan.Siti Khadijah sememangnya seorang wanita yang cerdik dan pernah mendengar tentang kenabian, para nabi dan malaikat melalui sepupunya Waraqah bin Naufal yang menganut agama Nasrani. Disamping itu dia juga mengenali nabi sebagai seorang yang baik dan elok akhlaknya serta disayangi oleh orang ramai. Oleh itu dia terlalu yakin bahawa nabi bukan terkena godaan syaitan atau jin sebaliknya merupakan makhluk pilihan Allah. Dengan suara yang lembut dan penuh hikmat lalu dia memberi semangat kepada nabi dengan katanya : “Demi Allah! Dia tidak akan mengecewakanmu, engkau adalah orang yang sentiasa menghubungkan tali persaudaraan, membantu orang susah, memenuhi keperluan orang lain, melayan tetamu dan menyampaikan amanah kepada yag berhak”.

Kata-kata ini memberi semangat baru kepada nabi di mana kita dapat lihat betapa pentingnya peranan isteri dalam menjayakan dakwah suaminya. Nabi berkahwin dengan Siti Khadijah ketika baginda berusia 25 tahun sedangkan Siti Khadihah merupakan seorang yang telah menjangkau usia 40 tahun namun keadaannya dengan izin Allah bagaikan anak dara berusia 17 tahun. Usia bukan matlamat perkahwinan ini tetapi sifat keibuan dan kematangan yang ada pada Siti Khadijah merupakan aset penting kepada diri Rasulullah s.a.w. Ketenangan Siti Khadijah dalam menghadapi situasi yang mencemaskan ini banyak membantu nabi s.a.w. untuk mengawal situasi yang dihadapi.

BERTEMU WARAQAH BIN NAUFAL

Siti Khadijah membawa nabi untuk bertemu dengan sepupunya Waraqah bin Naufal bagi mengetahui secara lebih lanjut berkenaan dengan apa yang telah berlaku ke atas nabi itu. Setelah mendengar penjelasan daripada nabi tentang apa yang telah berlaku kepada Waraqah lalu beliau mengatakan : ” Demi Allah yang jiwaku ini ditanganNya! Sesungguhnya engkau ini adalah nabi untuk umat ini, engkau telah didatangi Namus agung(malaikat Jibril) yang pernah mendatangi Musa dan engkau kelak akan dikatakan berbohong, engkau akan mereka sakiti, akan mereka usir dan mereka perangi”.

Ucapan Waraqah yang mengatakan :” Engkau kelak akan mereka usir” itu sungguh memeranjatkan Rasulullah s.a.w, kerana pada pengetahuan baginda bahawa dirinya mendapat penghargaan di sisi kaum Quraisy sehingga mendapat gelaran ” As-Siddiq” dan “Al-Amin”, lalu kata baginda dengan kehairanan : “Apakah mungkin mereka akan mengusir saya?”.

Waraqah dengan tegas menjawab :” Ya! Semua yang membawa tugas seperti yang engkau bawa ini tetap dimusuhi dan diperangi oleh manusia, andainya aku masih hidup pada waktu itu, akan aku bantu engkau seboleh-bolehnya”. Namun begitu setelah bermulanya dakwah Rasulullah s.a.w, Waraqah terlebih dahulu pergi menemui Allah di alam baqa.

Sumber 



2

Hikmah bulan Ramadhan

Posted by Unknown on 7/25/2013


"Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu,supaya kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa." (S.al-Baqarah:183)

PUASA menurut syariat ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya) semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari,dengan disertai niat ibadah kepada Allah,karena mengharapkan redho-Nya dan menyiapkan diri guna meningkatkan Taqwa kepada-Nya.

RAMAHDAH bulan yang banyak mengandung Hikmah didalamnya.Alangkah gembiranya hati mereka yang beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bukan sahaja telah diarahkan menunaikan Ibadah selama sebulan penuh dengan balasan pahala yang berlipat ganda,malah dibulan Ramadhan Allah telah menurunkan kitab suci al-Quranulkarim,yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan untuk membedakan yang benar dengan yang salah.

Puasa Ramadhan akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang, pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin, terthindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri sendiri, dsb.

Meskipun makanan dan minuman itu halal, kita mengawal diri kita untuk tidak makan dan minum dari semenjak fajar hingga terbenamnya matahari,karena mematuhi perintah Allah.Walaupun isteri kita sendiri, kita tidak mencampurinya diketika masa berpuasa demi mematuhi perintah Allah s.w.t.

Ayat puasa itu dimulai dengan firman Allah:"Wahai orang-orang yang beriman" dan disudahi dengan:" Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa."Jadi jelaslah bagi kita puasa Ramadhan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan.Untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah kita diberi kesempatan selama sebulan Ramadhan,melatih diri kita,menahan hawa nafsu kita dari makan dan minum,mencampuri isteri,menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia,seperti berkata bohong, membuat fitnah dan tipu daya, merasa dengki dan khianat, memecah belah persatuan ummat, dan berbagai perbuatan jahat lainnya.Rasullah s.a.w.bersabda:

"Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah menghentikan omong-omong kosong dan kata-kata kotor."
(H.R.Ibnu Khuzaimah)

Beruntunglah mereka yang dapat berpuasa selama bulan Ramadhan, karena puasa itu bukan sahaja dapat membersihkan Rohani manusia juga akan membersihkan Jasmani manusia itu sendiri, puasa sebagai alat penyembuh yang baik. Semua alat pada tubuh kita senantiasa digunakan, boleh dikatakan alat-alat itu tidak berehat selama 24 jam. Alhamdulillah dengan berpuasa kita dapat merehatkan alat pencernaan kita lebih kurang selama 12 jam setiap harinya. Oleh karena itu dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita dapat bekerja dengan lebih teratur dan berkesan.

Perlu diingat ibadah puasa Ramadhan akan membawa faaedah bagi kesehatan
rohani dan jasmani kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia sahaja.

Allah berfirman yang maksudnya:

"Makan dan minumlah kamu dan janganlah berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (s.al-A'raf:31)

Nabi s.a.w.juga bersabda:

"Kita ini adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan tidak kenyang."

Tubuh kita memerlukan makanan yang bergizi mengikut keperluan tubuh kita. Jika kita makan berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa muzarat kepada kesehatan kita. Boleh menyebabkan badan menjadi gemuk, dengan mengakibatkan kepada sakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya. Oleh itu makanlah secara sederhana, terutama sekali ketika berbuka, mudah-mudahan Puasa dibulan Ramadhan akan membawa kesehatan bagi rohani dan jasmani kita. Insy Allah kita akan bertemu kembali.

Allah berfirman yang maksudnya: "Pada bulan Ramadhan diturunkan al-Quran
pimpinan untuk manusia dan penjelasan keterangan dari pimpinan kebenaran
itu, dan yang memisahkan antara kebenaran dan kebathilan. Barangsiapa menyaksikan (bulan) Ramadhan, hendaklah ia mengerjakan puasa.

(s.al-Baqarah:185)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Jom Tengok

Jom Tengok

OH ! Belog

Kartikel

Copyright © 2009 Pensel Tumpul All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.